SISTEM TATA SURYA
Tata
surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari, planet, dan
benda langit lainnya. Planet dan benda-benda langit lainnya secara teratur
mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Matahari adalah benda langit yang
sangat besar sehingga matahari memiliki gravitasi yang besar. Gravitasi
matahari inilah yang menyebabkan anggota tata surya beredar mengelilingi
matahari.
Setiap
planet mengelilingi matahari pada garis edarnya. Garis edar planet disebut
orbit. Gerakan planet mengelilingi matahari disebut revolusi planet. Semakin
jauh jarak planet dari matahari, semakin panjang lintasan yang dilaluinya.
1. Benda
Langit dalam Tata Surya
a. Planet
Planet adalah objek langit yang mengitari
matahari yang memiliki bidang orbit yang ekslusif, bersih dari objek lain di
sekitarnya serta memiliki massa yang cukup untuk gaya gravitasi sehingga mampu
mempertahankan bentuknya. Ada delapan planet yang mengelilingi matahari. Urutan
planet yang mengelilingi matahari. Urutan planet mulai dari yang terdekat
hingga terjauh dari matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Berdasarkan letak planet
terhadap bumi, planet dikelompokkan menjadi planet dalam dan planet luar.
Planet dalam terdiri dari Merkurius dan Venus karena kedua planet ini berada di
dalam orbit bumi. Sedangkan Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus
disebut planet luar karena berada di luar orbit bumi.
b. Asteroid
Asteroid adalah benda-benda
langit kecil yang mengelilingi matahari. Lintasan pergerakan asteroid dalam
mengelilingi matahari berbentuk lingkaran, tetapi kadang juga beberapa asteroid
mempunyai lintasan pergerakan yang lonjong. Sabuk asteroid terbentang di antara planet Mars dan planet
Yupiter.
c. Meteor
Meteor adalah pecahan-pecahan komet. Sebelum
mencapai permukaan bumi meteor bergesekan dengan atmosfer bumi sehingga
menghasilkan panas yang akan membakar habis benda itu. Peristiwa itu yang sering kita kenal
bintang beralih atau bintang jatuh. Meteor
yang mencapai permukaan bumi dinamakan meteorit.
d. Komet
Komet merupakan rangkaian cahaya yang bergerak
dari satu gugusan bintang ke gugusan bintang lain di antara bintang-bintang.
Ketika mendekati matahari, ekor komet selalu berada di depan, menjauhi
matahari.
2. Peredaran
Bumi dan Bulan
Bulan adalah satelit bumi. Bulan bergerak mengelilingi
bumi. Selain itu, bulan bersama bumi bergerak mengelilingi matahari. Bumi dan bulan juga bergerak berputar pada
porosnya masing-masing. Pergerakan bumi dan bulan member dampak perubahan di
bumi.
a. Gerakan
bumi
Bumi mengalami dua gerakan
seperti berikut.
1)
Rotasi
Bumi
Rotasi bumi adalah gerak perputaran bumi pada
porosnya. Gerakan ini mengakibatkan peristiwa-peristiwa di bumi sebagai
berikut.
a)
Terjadinya
siang dan malam
Pada saat bagian bumi menghadap matahari, bumi
dalam keadaan siang, sedangkan bagian bumi yang tidak mendapat cahaya matahari
berada dalam keadaan malam hari.
b)
Gerak
semu harian matahari
Gerak semu harian matahari adalah matahari yang
tampak bergerak dari timur ke barat. Hal yang sebenarnya adalah bumi mengitari
matahari. Selain bergerak mengelilingi matahari, bumi juga berputar pada
porosnya. Arah
rotasi bumi selalu sama, yaitu dari barat ke timur. Oleh karena itu, matahari
tampak terbit di timur dan terbenam di barat.
c)
Perbedaan waktu di berbagai tempat di bumi
Perbedaan garis bujur
menunjukkan perbedaan waktu di tempat tertentu. Sekali bumi berotasi dibutuhkan
waktu 24 jam, dan semua tempat di permukaan bumi mengalami perputaran 360o.
Dengan demikian, setiap derajat bujur ditempuh dalam waktu 4 menit. 24 jam/360o
= 24 x 60 menit/360o = 4 menit 1 jam = 60 menit dan 1 putaran = 360o.
jadi, perbedaan waktu antara dua tempat dengan perbedaan bujur 1o
adalah 4 menit atau dalam 15o adalah 60 menit atau 1 jam.
2)
Revolusi
bumi
Revolusi bumi adalah gerak perputaran bumi
mengelilingi matahari. Gerakan ini mengakibatkan peristiwa-peristiwa di bumi
seperti berikut.
a)
Pergantian musim di belahan bumi utara dan selatan
Pengaruh revolusi bumi akan
mengakibatkan perubahan musim di bumi. Bagian daerah yang letaknya di sekitar
khatulistiwa mengalami dua musim, yaitu musim panas dan musim dingin. Hal itu
disebabkan daerahn disekitar khatulistiwa menerima pancaran sinar matahari yang
hampir sama sepanjang waktu. Adapun daerah belahan bumi utara dan selatan
mengalami empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim
dingin. Hal itu dikarenakan pancaran sinar matahari tidak merata di setiap
daerah akibat kemiringan sumbu rotasi.
b)
Gerak semu tahunan matahari
Gerak semu tahunan matahari
adalah gerak matahari yang seolah-olah berpindah tempat setiap tahun. Matahari
tampak terbit dari tempat berbeda setiap periode.
b. Gerakan bulan
Bulan mengalami tiga
gerakan sekaligus, yaitu bulan berputar pada porosnya, bulan berputar
mengelilingi matahari bersama dengan bumi. Saat bulan mengitari bumi satu kali,
bulan juga berputar pada porosnya satu kali. Jadi, waktu rotasi bulan sama
dengan waktu revolusi bulan sehingga permukaan bulan yang tampak dari bumi
selalu sama.
Bentuk bulan yang terlihat dari
bumi disebut fase bulan. Fase bulan dimulai dari fase bulan mati atau bulan
baru.
Bulan baru tidak tampak
pada malam hari. Kemudian, fase bulan sabit karena bentuknya seperti bulan
sabit. Fase bulan sabit menunjukkan bulan baru mulai tampak dari bumi.
Selanjutnya, fase bulan separuh, permukaan bulan yang mendapat cahaya matahari
dipantulkan ke bumi. Kemudian, fase bulan bungkuk atau bulan tiga perempat dan
lama-kelamaan bulan menjadi bundaran penuh yang disebut bulan purnama. Setelah
itu, bulan mengecil lagi menjadi bulan tiga perempat, lalu bulan separuh, dan
lama-kelamaan menjadi bulan sabit, kemudian kembali ke bentuk semula, yaitu
bulan mati.
Gerakan bumi dan bulan juga
dapat menyebabkan terjadinya gerhana. Ada dua macam gerhana yang dialami di
bumi.
1.
Gerhana bulan
Gerhana bulan terjadi
ketika kedudukan bulan, bumi, dan matahari, membentuk garis lurus. Kedudukan
bumi berada diantara bulan dan matahari. Pada waktu gerhana bulan, cahaya
matahari yang seharusnya diterima bulan terhalangi bumi sehingga bulan berada
dalam bayang-bayang bumi. Bayang-bayang
bumi ada dua macam, yaitu umbra dan
penumbra.
Ada dua macam gerhana bulan, yaitu gerhana bulan
total dan gerhana bulan sebagian. Gerhana bulan total terjadi ketika posisi
bulan berada pada umbra bumi sehingga bulan tertutup penuh oleh bayangan bumi.
Adapun gerhana bulan sebagian bagian bulan masuk ke dalam umbra bumi. Bulan
bergerak dan masuk ke daerah penumbra bumi.
2.
Gerhana
matahari
Gerhana matahari terjadi ketika kedudukan bulan,
bumi, dan matahari membentuk garis lurus, kedudukan bulan berada diantara bumi
dan matahari. Gerhana
matahari terjadi karena sinar matahari pada siang hari terhalang oleh bulan
sehingga keadaan yang terang berangsur-angsur menjadi gelap. Jika terjadi
gerhana matahari maka bayangan bulan akan mengenai bumi. Oleh karena bulan
lebih kecil daripada bumi maka hanya sebagian tempat saja yang mengalami gerhana matahari. Ada
tiga jenis gerhana matahari, yaitu gerhana matahari sebagian, dan gerhana
matahari cincin.
CONTOH SOAL :
1.
Susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari,
planet, dan benda langit lainnya
disebut...
a.
Komet
b.
Asteroid
c.
Meteor
d.
Tata surya
Pembahasan :
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri
atas matahari, planet, dan benda langit lainnya. Planet dan benda-benda langit
lainnya secara teratur mengelilingi matahari sebagai pusatnya.
Jawaban : D
2.
Peristiwa-peristiwa dibawah ini adalah peristiwa yang
diakibatkan oleh gerakan rotasi bumi, kecuali...
a.
Terjadinya siang dan malam
b.
Pergantian musim di belahan bumi utara dan selatan
c.
Gerak semu harian matahari
d.
Perbedaan waktu di berbagai tempat di bumi
Pembahasan :
Rotasi bumi adalah gerak perputaran Bumi pada porosnya.
Gerakan ini mengakibatkan peristiwa-peristiwa sebagai berikut :
1.
Terjadinya siang dan malam
2.
Gerak semu harian matahari
3.
Perbedaan waktu di berbagai tempat di bumi
Jawaban : B
Litosfer dan Atmosfer
A. Litosfer
Bumi tersusun dari tiga lapisan, yaitu kulit bumi,
mantel bumi, dan inti bumi. Manusia hidup di permukaan bumi menempati
lapisan terluar (kulit bumi) yang sering juga disebut kerak bumi
atau litosfer.
1. Pengertian Litosfer
Istilah litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos
yang artinya batuan dan sphera yang artinya lapisan. Jadi
litosfer adalah lapisan bumi paling luar dan terdiri atas batuan.
Dalam pengertian lebih luas, litosfer dapat berarti seluruh lapisan
bumi dari lapisan kerak bumi (crust) sampai ke bagian inti bumi
yang cair (molten core), tetapi tidak termasuk hidrosfer dan
atmosfer.
Yang dimaksud batuan bukan hanya benda yang keras yang
berupa batu dalam kehidupan sehari-hari, namun juga dalam bentuk tanah
liat, abu gunung api, pasir, dan kerikil.
Litosfer atau kerak bumi merupakan lapisan terluar
dari bumi yang berupa benda padat dengan ketebalan rata-rata 70 km
dan berat jenisnya 2,8 gram/cm3. Kerak bumi terdiri atas kerak daratan dan
kerak lautan dan tersusun dari bermacam-macam batuan dengan ketebalan yang
berbeda-beda. Kerak daratan adalah kerak bumi pada bagian daratan
(permukaan bumi di daratan), sedangkan kerak lautan adalah kerak
bumi yang menempati dasar laut (permukaan bumi di dasar laut). Kerak
daratan lebih tebal jika dibanding dengan kerak lautan.
2. Bentuk Kerak Daratan
Kerak daratan terdiri dari bermacam-macam bentuk,
misalnya dataran, pegunungan, lembah, dan cekungan. Berbagai macam
bentuk permukaan bumi tersebut dinamakan bentang alam.
Dataran merupakan bagian bentang alam dengan
bentuk permukaan hampir rata yang sangat luas. Dataran terdiri
dari dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah
mempunyai ketinggian kurang dari 200 m dari permukaan air laut.
Beberapa bagian dari permukaan bumi kita terdiri
dari gunung-gunung yang membentuk suatu pegunungan. Gunung merupakan
permukaan bumi yang mengerucut. Lembah adalah dataran di sepanjang sungai.
Sedangkan cekungan merupakan dataran rendah yang dikelilingi oleh dataran
tinggi.
3. Bentuk Kerak Lautan
Berbeda dengan permukaan air laut yang terlihat
hampir rata, permukaan bumi di dasar lautan terdiri dari
bermacam-macam bentuk.
4. Batuan Pembentuk Permukaan Bumi
Litosfer merupakan lapisan terluar dari bumi yang
sebagian besar terdiri dari batuan. Proses pembentukan batuan
di permukaan bumi diawali dari magma pijar yang berasal dari dalam
bumi yang mengalami proses pendinginan dan akhirnya menjadi batuan beku.
Karena proses alam, batuan beku tersebut mengalami proses penghancuran
yang kemudian membentuk batuan sedimen. Dalam perkembangan
berikutnya batuan sedimen dapat berubah menjadi batuan metamorf
karena proses metamorfosis batuan.
Dari uraian di atas, secara garis besar batuan di
permukaan bumi dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan
proses pembentukannya, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
malihan.
a. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan keras yang terbentuk dari magma
yang keluar dari perut bumi dan membeku karena mengalami proses
pendinginan. Karena itu, batuan beku juga disebut sebagai bekuan.
Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat
magma yang keluar membeku menjadi tiga jenis.
1) Batuan beku dalam, yaitu merupakan hasil
pembekuan magma di bagian dalam perut bumi, bahkan di dalam dapur
magma. Karena proses pendinginan yang terjadi berlangsung sangat lambat,
maka dihasilkan hablur mineral yang sempurna (teratur). Contoh batuan beku
dalam antara lain sienit, granit, diorit, dan gabro.
2) Batuan beku luar, yaitu terbentuk karena adanya
proses pembekuan magma pada permukaan bumi. Biasanya proses
pembentukan batuan ini terjadi secara cepat akibat penurunan suhu yang
mendadak. Contoh batuan beku dalam antara lain obsidian, liparit, trachit,
desit, andesit, dan basalt.
3) Batuan beku korok, yaitu terbentuk karena
proses penyusupan magma pada celah-celah litosfer bagian atas dan
kemudian membeku. Oleh karenanya, posisi batuan beku korok biasanya dekat
dengan permukaan bumi. Batuan beku jenis ini juga mengkristal. Beberapa
contoh batuan beku korok antara lain porfir granit, porfir
diorit, dan ordinit.
Di alam, kita dapat membedakan empat macam batuan
beku berdasarkan teksturnya, yaitu sebagai berikut.
1) Batuan granitoid, yaitu semua batuan yang butir-butir mineralnya cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata biasa (megaskopis).
2) Batuan felsitoid, (aphanit) yaitu batuan yang tersusun terutama atau seluruhnya atas butir-butir mineral kecil yang hanya dapat dikenal jika dilihat dengan bantuan lensa kuat (mikroskopis).
3) Batuan gelas, yaitu batuan yang tersusun seluruhnya atau sebagian besar atas bahan gelas yang berkilap kaca.
4) Batuan pecahan (fragment), yaitu batuan yang tersusun terutama atas bahan yang dikeluarkan vulkan.
1) Batuan granitoid, yaitu semua batuan yang butir-butir mineralnya cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata biasa (megaskopis).
2) Batuan felsitoid, (aphanit) yaitu batuan yang tersusun terutama atau seluruhnya atas butir-butir mineral kecil yang hanya dapat dikenal jika dilihat dengan bantuan lensa kuat (mikroskopis).
3) Batuan gelas, yaitu batuan yang tersusun seluruhnya atau sebagian besar atas bahan gelas yang berkilap kaca.
4) Batuan pecahan (fragment), yaitu batuan yang tersusun terutama atas bahan yang dikeluarkan vulkan.
b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat
padat yang mengalami erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan
menjadi keras. Batuan sedimen biasanya berlapis-lapis secara mendatar. Di
antara batuan ini, seringkali ditemukan fosil-fosil.
Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan
proses pembentukannya, yaitu sedimen klastis, kimiawi, dan organik.
1) Batuan sedimen klastis terbentuk karena pelapukan
atau erosi pada pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi
hancur atau pecah dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan menjadi
keras. Susunan kimia dan warna batuan ini biasanya sama dengan
batuan asalnya. Contoh batuan sedimen klastis antara lain
batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.
2) Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena
pengendapan melalui proses kimia pada mineral-mineral
tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang larut oleh air
kemudian mengendap dan membentuk stalaktit dan stalagmit di gua
kapur. Contoh batuan sedimen kimiawi lainnya adalah garam.
3) Batuan sedimen organik atau batuan sedimen
biogenik terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup
yang mengalami pengendapan di tempat tertentu. Contohnya, batu karang
yang terbentuk dari terumbu karang yang mati dan fosfat yang terbentuk
dari kotoran kelelawar.
c. Batuan Malihan (Metamorfosis)
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau
batuan sedimen yang telah berubah wujud. Karena itu, batuan malihan
disebut juga batuan metamorfosis.
Batuan malihan dapat dibagi berdasarkan proses
pembentukannya, yaitu sebagai berikut.
1) Batuan malihan kontak, yaitu terbentuk karena
adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia karena
intrusi magma. Contohnya, batu marmer yang berasal dari batu kapur.
2) Batuan malihan dinamo, yaitu terbentuk karena
adanya tekanan yang besar disertai pemanasan dan tumbukan. Tekanan
dapat berasal dari lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka
waktu lama. Contohnya batu sabak yang berasal dari tanah liat. Contoh
lainnya batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan
di daerah rawa-rawa (tanah gambut).
3) Batuan malihan thermal-pneumatolik, yaitu
terbentuk karena adanya zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang
sedang mengalami metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, permata, dan topaz.
5. Proses Alam
Permukaan bumi terbentuk karena adanya proses
alamiah yang berlangsung terus-menerus. Peristiwa alamiah
tersebut digerakkan oleh suatu tenaga alamiah yang berasal dari
dalam maupun luar bumi. Tenaga-tenaga yang berasal dari dalam
bumi dan bersifat membentuk permukaan bumi dikenal sebagai tenaga endogen.
Adapun tenaga-tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat mengubah
atau merusak permukaan bumi disebut tenaga eksogen.
a. Tenaga Endogen
Gempa bumi dan gunung meletus tersebut terjadi karena
proses alam akibat tenaga dari dalam bumi atau tenaga endogen.
Tenaga endogen secara umum ada dua macam, yaitu
tektonisme dan vulkanisme. Tektonisme merupakan gejala alam yang berupa peristiwa pergerakan lapisan kerak bumi yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi. Peristiwa alami karena tektonisme dapat berupa pelipatan, pergeseran, ataupun pengangkatan membentuk struktur permukaan bumi. Beberapa contoh bentuk alam yang disebabkan oleh gejala tektonisme antara lain adanya lembah, gunung, jurang, dan bukit.
tektonisme dan vulkanisme. Tektonisme merupakan gejala alam yang berupa peristiwa pergerakan lapisan kerak bumi yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi. Peristiwa alami karena tektonisme dapat berupa pelipatan, pergeseran, ataupun pengangkatan membentuk struktur permukaan bumi. Beberapa contoh bentuk alam yang disebabkan oleh gejala tektonisme antara lain adanya lembah, gunung, jurang, dan bukit.
Adapun gejala alam yang berupa peristiwa keluarnya
magma dari perut bumi ke permukaan dinamakan vulkanisme.
Vulkanisme terjadi akibat tekanan gas di dapur magma
yang temperaturnya tinggi, sehingga magma mendesak keluar. Aktivitas
gunung berapi merupakan contoh peristiwa vulkanisme.
Peristiwa alam tektonisme dan vulkanisme terjadi
karena pada dasarnya bentuk bumi ini tidak bulat sempurna.
Bumi tersusun atas lempengan-lempengan besar atau lempeng tektonik
yang selalu bergerak. Setiap pergerakan suatu lempeng akan menyebabkan
terjadinya gesekan dengan lempengan lainnya. Pergesekan tersebut akan
terjadi di batas lempeng.
b. Tenaga Eksogen
Tenaga pengubah bentuk permukaan bumi yang berasal dari
luar permukaan bumi dinamakan tenaga eksogen. Tenaga eksogen biasanya
membentuk permukaan bumi dengan perusakan, misalnya melalui pelapukan,
erosi, dan abrasi.
1) Pelapukan
Pelapukan merupakan proses alami hancurnya
batuan tertentu menjadi berbagai jenis tanah. Proses
pelapukan tergantung kepada beberapa sebab, misalnya susunan dan
bahan pembentuk batuan, temperatur dan cuaca di sekitar batuan, serta
kelebatan tumbuhan yang ada di sekitar batuan. Berdasarkan penyebabnya,
proses pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pelapukan
kimia, fisika, dan biologi.
Pelapukan kimia
adalah pelapukan yang terjadi karena reaksi kimia yang mengakibatkan
hancurnya batuan. Pelapukan jenis ini dapat terjadi dengan cepat di
daerah yang sangat panas atau sangat dingin. Peristiwa pelapukan
kimia dapat terjadi karena batuan bereaksi dengan bahan kimia tertentu,
misalnya batuan gamping yang melapuk karena terkena air.
Pelapukan fisika adalah proses hancurnya batuan karena proses fisika
pada batuan tersebut. Pelapukan jenis ini biasanya tidak akan mengubah
sifat dasar dan komposisi batuan yang mengalaminya. Pelapukan
fisika biasanya terjadi karena temperatur di sekitar batuan selalu
berubah- ubah secara cepat. Peristiwa pelapukan fisika dapat terjadi
karena batuan mengalami perubahan mekanik. Misalnya sebuah batu pada siang
hari memuai karena panas matahari dan pada malam hari mengerut karena
udara dingin.
Pelapukan biologi adalah proses hancurnya batuan karena aktivitas
makhluk hidup. Pelapukan biologi biasanya disertai oleh pelapukan kimia.
Misalnya batu yang hancur karena ditumbuhi lumut, dan tanaman
lain, atau batu yang berlubang karena dilubangi semut.
2) Erosi
Air yang mengalir di sungai dapat mengakibatkan runtuhnya
dinding-dinding sungai. Proses runtuhnya dinding sungai didahului dengan
pengikisan oleh aliran air.
Proses pengikisan ini disebut sebagai erosi. Erosi tidak hanya terjadi akibat tenaga air, tetapi juga angin, gelombang laut, dan es.
Proses pengikisan ini disebut sebagai erosi. Erosi tidak hanya terjadi akibat tenaga air, tetapi juga angin, gelombang laut, dan es.
Erosi didefinisikan sebagai proses terjadinya pengikisan
pada bagian-bagian tertentu di muka bumi. Materi dari bagian yang
mengalami pengikisan tersebut dapat mengalami perpindahan dari tempat
asalnya. Proses perpindahan materi tersebut dinamakan transportasi.
Berdasarkan penyebabnya, erosi dapat dibedakan
menjadi lima jenis sebagai berikut.
a) Ablasi, yaitu erosi yang terjadi karena aliran air yang mengikis batuan atau permukaan bumi. Saat terjadi hujan di gunung, batuan dan tanah yang ada di permukaan gunung terkikis oleh air hujan yang mengalir dari puncak ke kaki gunung.
b) Deflasi terjadi karena adanya hembusan angin yang mengikis permukaan bumi. Contohnya, angin laut yang berhembus dari laut ke daratan dapat mengikis batuan dan pasir yang ada di daerah pantai.
c) Korosi terjadi karena hembusan angin yang membawa butiran pasir. Angin yang meniupkan butiran pasir menerpa bagian batuan tertentu sehingga batuan tersebut melapuk dan terkikis.
d) Abrasi terjadi di pantai karena gelombang air laut mengikis tepian pantai. Contohnya, pasir pantai dan karang yang tergerus oleh gelombang laut yang surut.
e) Eksarasi merupakan erosi yang terjadi karena gerakan es yang mencair atau gletser. Air dari es yang mencair di puncak gunung salju mengikis permukaan gunung di sepanjang jalur yang dilalui.
3) Sedimentasi
a) Ablasi, yaitu erosi yang terjadi karena aliran air yang mengikis batuan atau permukaan bumi. Saat terjadi hujan di gunung, batuan dan tanah yang ada di permukaan gunung terkikis oleh air hujan yang mengalir dari puncak ke kaki gunung.
b) Deflasi terjadi karena adanya hembusan angin yang mengikis permukaan bumi. Contohnya, angin laut yang berhembus dari laut ke daratan dapat mengikis batuan dan pasir yang ada di daerah pantai.
c) Korosi terjadi karena hembusan angin yang membawa butiran pasir. Angin yang meniupkan butiran pasir menerpa bagian batuan tertentu sehingga batuan tersebut melapuk dan terkikis.
d) Abrasi terjadi di pantai karena gelombang air laut mengikis tepian pantai. Contohnya, pasir pantai dan karang yang tergerus oleh gelombang laut yang surut.
e) Eksarasi merupakan erosi yang terjadi karena gerakan es yang mencair atau gletser. Air dari es yang mencair di puncak gunung salju mengikis permukaan gunung di sepanjang jalur yang dilalui.
3) Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan material
hasil erosi pada tempat tertentu. Materi yang mengendap
dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya terbawa angin,
aliran air, atau gletser. Semua yang mengendap kemudian akan menyatu
dan membentuk batuan baru yang disebut batuan sedimen.
Berdasarkan penyebabnya, sedimentasi dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sedimentasi akuatisatau sedimentasi karena air sungai, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh aliran air di tempat-tempat yang dilaluinya. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi fluvial adalah delta dan bantaran sungai. Delta berupa daratan di dekat pantai yang terbentuk karena pengendapan lumpur, tanah, pasir dan batuan yang terbawa oleh air sungai. Adapun bantaran sungai merupakan daratan semacam delta yang terbentuk di tepi sungai.
b) Sedimentasi aeolis atau sedimentasi karena angin, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh hembusan angin di tempat-tempat yang dilalui oleh tiupan angin tersebut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi aeolis antara lain adalah gumuk pasir (sand dunes).
c) Sedimentasi marine atau sedimentasi karena air laut, yaitu proses pengendapan material yang terbawa oleh gelombang air laut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi marine antara lain tumpukan karang di pantai, bar (endapan pasir yang panjang seperti pematang) di pantai, tombolo (bar yang terbentuk dekat pantai dan terhubung dengan daratan), serta karang atol (karang yang bentuknya terputus-putus).
a) Sedimentasi akuatisatau sedimentasi karena air sungai, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh aliran air di tempat-tempat yang dilaluinya. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi fluvial adalah delta dan bantaran sungai. Delta berupa daratan di dekat pantai yang terbentuk karena pengendapan lumpur, tanah, pasir dan batuan yang terbawa oleh air sungai. Adapun bantaran sungai merupakan daratan semacam delta yang terbentuk di tepi sungai.
b) Sedimentasi aeolis atau sedimentasi karena angin, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh hembusan angin di tempat-tempat yang dilalui oleh tiupan angin tersebut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi aeolis antara lain adalah gumuk pasir (sand dunes).
c) Sedimentasi marine atau sedimentasi karena air laut, yaitu proses pengendapan material yang terbawa oleh gelombang air laut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi marine antara lain tumpukan karang di pantai, bar (endapan pasir yang panjang seperti pematang) di pantai, tombolo (bar yang terbentuk dekat pantai dan terhubung dengan daratan), serta karang atol (karang yang bentuknya terputus-putus).
Kenampakan-kenampakan alam yang terbentuk akibat adanya
proses sedimentasi oleh tenaga air antara lain delta, nehrung, tombolo,
dataran banjir.
- Delta adalah endapan tanah yang terdapat di muara sungai. Bentuk-bentuk delta antara lain delta kipas, delta runcing, dan delta kaki burung atau lobben.
- Nehrung adalah endapan pasir tepi pantai yang melintang seperti lidah banyak dijumpai di sekitar teluk atau estuaria.
- Tombolo adalah endapan pasir yangmenghubungkan daratan dengan pulau yang berada di dekat pantai.
- Dataran banjir adalah dataran yang berada di kanan kiri sungai dan terbentuk akibat luapan saat terjadi banjir.
c. Pengaruh Tenaga Endogen dan Eksogen
Proses alami pembentukan permukaan bumi karena
faktor tenaga endogen dan tenaga eksogen dapat
menghasilkan dampak-dampak tertentu, baik yang bersifat positif
maupun negatif.
Dampak positif tenaga endogen antara lain sebagai berikut.
1) Pembentukan patahan dan lipatan menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk permukaan bumi seperti adanya danau, pegunungan, sungai dan dataran. Hasil bentukan ini dapat kita nikmati sebagai suatu keindahan alam dan juga memberi manfaat besar bagi manusia. Contoh manfaat tersebut misalnya, pegunungan yang memengaruhi cuaca di sekitarnya, atau aliran sungai yang airnya dapat dimanfaatkan oleh manusia.
2) Proses vulkanisme dapat menyuburkan tanah, misalnya letusan gunung berapi yang menghamburkan debu vulkanik.
3) Pembentukan batuan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, misalnya granit dan fosfat yang menjadi bahan-bahan dasar industri.
4) Pembentukan logam-logam di perut bumi yang bermanfaat, semacam besi, baja, timah.
1) Pembentukan patahan dan lipatan menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk permukaan bumi seperti adanya danau, pegunungan, sungai dan dataran. Hasil bentukan ini dapat kita nikmati sebagai suatu keindahan alam dan juga memberi manfaat besar bagi manusia. Contoh manfaat tersebut misalnya, pegunungan yang memengaruhi cuaca di sekitarnya, atau aliran sungai yang airnya dapat dimanfaatkan oleh manusia.
2) Proses vulkanisme dapat menyuburkan tanah, misalnya letusan gunung berapi yang menghamburkan debu vulkanik.
3) Pembentukan batuan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, misalnya granit dan fosfat yang menjadi bahan-bahan dasar industri.
4) Pembentukan logam-logam di perut bumi yang bermanfaat, semacam besi, baja, timah.
Dampak positif tenaga eksogen, antara lain sebagai berikut.
1) Di daerah pesisir, tenaga eksogen menghasilkan delta-delta di muara sungai yang subur sangat bermanfaat bagi manusia.
2) Hasil erosi dan sedimentasi di pesisir sangat baik untuk pertanian dan perikanan.
1) Di daerah pesisir, tenaga eksogen menghasilkan delta-delta di muara sungai yang subur sangat bermanfaat bagi manusia.
2) Hasil erosi dan sedimentasi di pesisir sangat baik untuk pertanian dan perikanan.
Sedangkan dampak negatif akibat tenaga endogen
dan eksogen antara lain sebagai berikut.
1) Gunung yang meletus akan mengeluarkan lava, awan panas, dan material vulkanis yang dapat merusak lingkungan yang terkena seperti hutan, lahan pertanian, dan permukiman penduduk.
2) Gempa tektonik mengakibatkan rusaknya bangunan, retaknya tanah memutus jalan, listrik dan sarana-sarana lainnya, serta korban jiwa yang banyak.
3) Gas beracun yang keluar dari letusan gunung berapi dapat
mengancam penduduk di sekitarnya.
4) Keadaan relief Indonesia yang kasar dan banyak memiliki gunung mengakibatkan banyak kejadian erosi dan tanah longsor.
5) Sedimentasi di muara sungai menyebabkan pendangkalan. Akibatnya lalu lintas air terhambat dan mengakibatkan banjir.
6) Abrasi yang terus-menerus terjadi mengakibatkan garis pantai makin maju ke arah daratan, sehingga banyak rumah di pantai yang hancur dan terendam laut.
7) Longsor tanah atau lahan di daerah berlereng yang mengakibatkan kerusakan lahan dan bangunan.
8) Angin kencang dan angin puting beliung mengakibatkan kerusakan tanaman dan bangunan.
1) Gunung yang meletus akan mengeluarkan lava, awan panas, dan material vulkanis yang dapat merusak lingkungan yang terkena seperti hutan, lahan pertanian, dan permukiman penduduk.
2) Gempa tektonik mengakibatkan rusaknya bangunan, retaknya tanah memutus jalan, listrik dan sarana-sarana lainnya, serta korban jiwa yang banyak.
3) Gas beracun yang keluar dari letusan gunung berapi dapat
mengancam penduduk di sekitarnya.
4) Keadaan relief Indonesia yang kasar dan banyak memiliki gunung mengakibatkan banyak kejadian erosi dan tanah longsor.
5) Sedimentasi di muara sungai menyebabkan pendangkalan. Akibatnya lalu lintas air terhambat dan mengakibatkan banjir.
6) Abrasi yang terus-menerus terjadi mengakibatkan garis pantai makin maju ke arah daratan, sehingga banyak rumah di pantai yang hancur dan terendam laut.
7) Longsor tanah atau lahan di daerah berlereng yang mengakibatkan kerusakan lahan dan bangunan.
8) Angin kencang dan angin puting beliung mengakibatkan kerusakan tanaman dan bangunan.
B. Atmosfer
Selain lapisan-lapisan yang membentuk permukaan
bumi, planet bumi juga diselubungi oleh lapisan-lapisan gas.
Lapisan-lapisan gas tersebut merupakan gabungan dari berbagai
gas berlapis-lapis dan tidak berwarna dan sering disebut
dengan atmosfer.
1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer bertindak sebagai pelindung bagi kehidupan
di bumi dari energi matahari yang sangat kuat pada siang hari, dan
mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Istilah
atmosfer berasal dari bahasa Yunani atmos yang berarti uap dari sphaira
berarti lapisan. Secara umum, pengertian atmosfer adalah lapisan gas yang
menyelimuti bumi. Lapisan gas ini tetap berada di tempatnya karena
pengaruh gaya gravitasi bumi.
Secara fisik atmosfer dapat dirasakan dan dapat
diperkirakan keberadaannya. Ketika kamu berdiri di pantai atau
di lapangan terbuka, akan terasa sekali terpaan angin yang merupakan
bagian dari atmosfer. Atmosfer mempunyai beberapa sifat, antara lain
sebagai berikut.
a. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.
b. Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan mengerut.
c. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi.
d. Mempunyai berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.
a. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.
b. Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan mengerut.
c. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi.
d. Mempunyai berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.
Lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi
mempunyai ketebalan yang sulit untuk ditetapkan secara pasti. Bukan karena tebalnya
lapisan atmosfer tersebut sehingga sulit diukur, tetapi disebabkan oleh
batas antara lapisan atmosfer bumi dengan angkasan luar (outer space) yang
tidak jelas. Sebagian besar ahli ilmu iklim menyepakati bahwa ketebalan
lapisan atmosfer adalah lebih dari 650 km.
2. Susunan Atmosfer
Gas-gas yang membentuk atmosfer sering kita sebut
udara, terdiri atas unsur-unsur gas dan senyawa kimia. Gas
yang membentuk udara di atmosfer dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu gas yang jumlahnya permanen (gas konstan) dan gas yang jumlahnya
berubah (gas variabel).
a. Gas di atmosfer yang jumlahnya tetap atau permanen yaitu nitrogen, oksigen, hidrogen, helium, dan beberapa jenis gas yang keberadaannya di atmosfer sedikit seperti argon, neon, krypton, dan xenon. Gas-gas ini mempunyai proporsi relatif konstan permukaan bumi sampai ketinggian kira-kira 25 km. Campuran dari gas-gas tersebut dinamakan udara kering. Di alam ini, tidak pernah ada udara kering murni. Hal ini disebabkan adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan adanya pengotoran udara, misalnya oleh debu. Udara semacam ini disebut udara alam (natural air).
a. Gas di atmosfer yang jumlahnya tetap atau permanen yaitu nitrogen, oksigen, hidrogen, helium, dan beberapa jenis gas yang keberadaannya di atmosfer sedikit seperti argon, neon, krypton, dan xenon. Gas-gas ini mempunyai proporsi relatif konstan permukaan bumi sampai ketinggian kira-kira 25 km. Campuran dari gas-gas tersebut dinamakan udara kering. Di alam ini, tidak pernah ada udara kering murni. Hal ini disebabkan adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan adanya pengotoran udara, misalnya oleh debu. Udara semacam ini disebut udara alam (natural air).
Di antara gas-gas tersebut, oksigen memegang
peranan penting bagi kehidupan. Salah satunya mengubah
makanan menjadi energi hidup. Oksigen dapat bersenyawa
dengan unsur-unsur kimia lain, juga diperlukan untuk pembakaran.
Nitrogen terdapat di udara dalam jumlah paling banyak
yaitu meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak langsung bersenyawa dengan
elemen-elemen lain, tetapi pada hakikatnya nitrogen penting bagi kehidupan
karena merupakan bagian dari senyawa organis.
Helium dan hidrogen sangat jarang di udara kecuali
pada elevasi (ketinggian) yang tinggi. Gas-gas ini merupakan gas yang
paling ringan dan sering dipakai untuk mengisi balon meteorologi.
Neon, argon, xenon, dan krypton disebut gas mulia
(inert gases), karena tidak mudah bersenyawa dengan elemen
lain. Manfaat gas antara lain neon digunakan untuk reklame atau lampu
penerang dan argon dipakai dalam bola lampu listrik.
b. Gas yang jumlahnya berubah terdiri atas uap air,
karbon dioksida, dan ozon. Ketiga gas ini penting dalam
proses pertukaran panas oleh penyinaran antara atmosfer,
matahari, bumi dan antara bagian-bagian di atmosfer sendiri.
Meskipun nitrogen dan oksigen keduanya meliputi jumlah 99%
volume udara, tetapi kedua gas ini sangat pasif terhadap proses-proses
meteorologi. Gas-gas yang penting di dalam proses meteorologi antara lain
sebagai berikut.
1) Uap air (H2O), gas ini dapat berubah wujud dari fase gas menjadi fase cair dan padat.
2) Karbon dioksida (CO2), gas ini dapat menjadi inti-inti kondensasi yang mempercepat proses pembentukannya.
3) Ozon (O3), gas ini terdapat terutama pada ketinggian 20–30 km. Ozon penting karena menyerap sinar ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi manusia.
1) Uap air (H2O), gas ini dapat berubah wujud dari fase gas menjadi fase cair dan padat.
2) Karbon dioksida (CO2), gas ini dapat menjadi inti-inti kondensasi yang mempercepat proses pembentukannya.
3) Ozon (O3), gas ini terdapat terutama pada ketinggian 20–30 km. Ozon penting karena menyerap sinar ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi manusia.
3. Lapisan Atmosfer
Menurut perubahan suhu dan ketinggiannya, atmosfer
dapat dikelompokkan menjadi empat lapisan, yakni
troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer (ionosfer).
a. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah, terletak
pada ketinggian antara 0 – 16 km. Beberapa ciri lapisan ini
adalah sebagai berikut.
1) Lapisan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan di bumi. Pada lapisan ini terjadi peristiwa-peristiwa cuaca seperti angin, hujan, awan, dan halilintar. Lapisan troposfer merupakan satu-satunya lapisan atmosfer yang mengandung uap air.
1) Lapisan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan di bumi. Pada lapisan ini terjadi peristiwa-peristiwa cuaca seperti angin, hujan, awan, dan halilintar. Lapisan troposfer merupakan satu-satunya lapisan atmosfer yang mengandung uap air.
2) Temperatur troposfer relatif tidak konstan, makin
tinggi dari permukaan bumi, suhunya makin rendah.
3) Ketebalan dan ketinggian lapisan ini berbeda-beda
di setiap bagian bumi. Di daerah kutub ketinggiannya ±8 km dengan
suhu ±-46° C, di daerah sedang ketebalannya ±11 km dengan suhu ± -50° C,
dan di daerah khatulistiwa ketinggiannya ±16 km dengan suhu ± -30°
C. Terjadinya perbedaan ketebalan atmosfer antara di bagian kutub dan
khatulistiwa diakibatkan karena adanya pengaruh rotasi bumi. Efek yang
ditimbulkan gerakan rotasi di bagian khatulistiwa lebih besar bila
dibandingkan di bagian kutub. Hal itulah yang mengakibatkan
ketebalan atmosfer di bagian khatulistiwa lebih besar.
4) Troposfer terdiri atas beberapa lapisan, yaitu
lapisan planetair dengan ketinggian 0 – 1 km, lapisan konveksi dengan
ketinggian 1 – 8 km, dan lapisan tropopause dengan ketinggian 8 – 12 km.
5) Tropopaus merupakan lapisan antara yang membatasi lapisan
troposfer dengan lapisan di atasnya (stratosfer). Temperaturnya relatif
konstan.
6) Gerakan udara secara vertikal (konveksi) terhenti
pada lapisan tropopause ini.
b. Stratosfer
Merupakan lapisan udara yang terletak pada
ketinggian antara 16 – 50 km. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai
berikut.
1) Lapisan stratosfer terbagi atas tiga lapisan sebagai berikut.
a) Lapisan isotherm, terletak antara 16 – 20 km dengan temperatur yang tetap, yaitu -50° C.
b) Lapisan panas, terletak antara 21 – 35 km dengan
temperatur antara -50° C sampai + 50° C.
c) Lapisan campuran teratas, terletak antara 36 – 50 km
dengan temperatur antara -70° C sampai +80° C.
1) Lapisan stratosfer terbagi atas tiga lapisan sebagai berikut.
a) Lapisan isotherm, terletak antara 16 – 20 km dengan temperatur yang tetap, yaitu -50° C.
b) Lapisan panas, terletak antara 21 – 35 km dengan
temperatur antara -50° C sampai + 50° C.
c) Lapisan campuran teratas, terletak antara 36 – 50 km
dengan temperatur antara -70° C sampai +80° C.
2) Pada stratosfer terdapat lapisan ozon (O3) pada
ketinggian 35 km sehingga disebut juga ozonosfer. Pada stratosfer, perbedaan
ketinggian menyebabkan perbedaan suhu.
3) Ozon merupakan lapisan yang memegang peranan penting
bagi kehidupan karena menjadi pelindung pada permukaan bumi dari pancaran
sinar ultraviolet matahari yang berlebihan sehingga tidak merusak kehidupan
di bumi.
4) Pada lapisan ini terdapat lapisan stratopause
yang merupakan lapisan peralihan antara stratosfer dan mesosfer. Suhu
di stratopause umumnya konstan.
c. Mesosfer
Terdapat lapisan mesosfer yang berada pada
ketinggian antara 50–80 km. Lapisan ini mempunyai peranan
penting karena dapat melindungi bumi dari kejatuhan meteor.
Pada lapisan ini meteor hancur dan terbakar karena gesekan dengan
udara sehingga hanya kepingan-kepingan kecil yang sampai di permukaan
bumi. Diperkirakan kecepatan meteor sewaktu memasuki atmosfer bumi
mencapai 25.000 km per jam. Karena kecepatan itulah meteor terbakar dan
hancur sehingga menimbulkan cahaya terang yang bergerak cepat pada
malam hari.
d. Termosfer atau Ionosfer
Merupakan lapisan udara yang terletak pada ketinggian
lebih dari 80 km. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut.
1) Pada lapisan ini sebagian molekul dan
atom-atom atmosfer mengalami proses ionisasi, maka sering
disebut lapisan ionosfer.
2) Pada lapisan ini terdapat lapisan inversi, yaitu lapisan atmosfer
yang menunjukkan makin naik, suhunya makin tinggi. Karena itulah lapisan
ini memiliki temperatur yang cukup tinggi hingga mencapai ratusan derajat
Celcius, sehingga disebut lapisan termosfer.
3) Pada lapisan terdapat partikel-partikel ion yang
berfungsi sebagai pemantul gelombang radio. Lapisan ionosfer terbagi
menjadi tiga lapisan sebagai berikut.
a) Lapisan E atau lapisan Kennely Heavyside (100 – 200 km).
b) Lapisan F atau lapisan Appleton (200 – 400 km).
c) Lapisan atom (400 – 800 km).
a) Lapisan E atau lapisan Kennely Heavyside (100 – 200 km).
b) Lapisan F atau lapisan Appleton (200 – 400 km).
c) Lapisan atom (400 – 800 km).
Pada lapisan E dan F, gelombang radio
mengalami pemantulan, yakni gelombang panjang dan pendek.
4. Manfaat Atmosfer
Seandainya bumi yang kita tempati ini tidak diselimuti
oleh atmosfer, tentu tidak akan ada kehidupan. Atmosfer
merupakan salah satu komponen utama pendukung kehidupan di
bumi selain air. Berikut beberapa manfaat atmosfer bagi kehidupan di
muka bumi.
a. Memantulkan kembali sinar ultraviolet yang
dipancarkan matahari. Radiasi ultraviolet sangat berbahaya bagi
makhluk hidup di bumi.
b. Melindungi bumi dari benturan benda-benda langit atau meteor yang hancur lebih dahulu di lapisan mesosfer.
c. Sebagai pemantul gelombang radio yang digunakan dalam proses telekomunikasi.
d. Menjaga kestabilan suhu udara, sehingga tidak terlalu panas di siang hari dan terlalu dingin di malam hari.
e. Membantu makhluk hidup dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen untuk bernapas.
f. Menjaga temperatur bumi. Tanpa atmosfer, temperatur bumi pada siang dan malam dapat berbeda drastis. Temperatur siang akan tinggi sekali dan temperatur malam akan rendah sekali. Atmosfer menjaga agar temperatur antara siang dan malam hari tidak terlalu jauh berbeda.
g. Sebagai sumber gas dan uap pembuat hujan.
b. Melindungi bumi dari benturan benda-benda langit atau meteor yang hancur lebih dahulu di lapisan mesosfer.
c. Sebagai pemantul gelombang radio yang digunakan dalam proses telekomunikasi.
d. Menjaga kestabilan suhu udara, sehingga tidak terlalu panas di siang hari dan terlalu dingin di malam hari.
e. Membantu makhluk hidup dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen untuk bernapas.
f. Menjaga temperatur bumi. Tanpa atmosfer, temperatur bumi pada siang dan malam dapat berbeda drastis. Temperatur siang akan tinggi sekali dan temperatur malam akan rendah sekali. Atmosfer menjaga agar temperatur antara siang dan malam hari tidak terlalu jauh berbeda.
g. Sebagai sumber gas dan uap pembuat hujan.
5. Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat di daerah
yang relatif sempit. Misalnya keadaan hujan, cuaca cerah,
banyak terdapat awan, tekanan angin tinggi, udara panas atau sejuk
di suatu kota. Adapun iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu
wilayah yang relatif luas dan waktu yang relatif lama (puluhan tahun).
Ilmu yang mempelajari cuaca disebut meteorologi dan ilmu yang mempelajari
iklim adalah klimatologi.
Cuaca dan iklim di bumi ini senantiasa berubah-ubah.
Walau begitu, sifat dan polanya pada kawasan tertentu
memiliki kecenderungan yang sama. Cuaca dan iklim dapat terbentuk karena
unsur-unsur sinar matahari, suhu/temperatur, kelembapan udara, tekanan
udara, curah hujan, angin, dan awan.
a. Sinar Matahari
Bumi beredar mengelilingi matahari pada lintasan elips
yang disebut garis edar (orbit). Matahari yang berpijar memancarkan sinarnya
ke segala arah, dan bumi yang mengelilinginya pun menerima sinar matahari
tersebut. Karena bumi berbentuk bulat dan selalu berputar
pada porosnya, tidak mungkin semua permukaan bumi menerima penyinaran
matahari pada saat yang bersamaan. Waktu penerimaan sinar matahari di
suatu kawasan tertentu sangat dipengaruhi oleh letak lintang kawasan
tersebut. Makin tinggi letak lintang suatu kawasan, maka penyinaran
akan makin kurang, sehingga waktu siang hari di kawasan tersebut
makin pendek.
Di samping itu, penyinaran matahari pada bumi
juga dipengaruhi oleh pergerakan unsur-unsur di atmosfer. Misalnya,
awan yang ada pada lapisan troposfer dapat menghalangi sinar matahari di
suatu kawasan, sehingga kawasan yang diselubungi awan tersebut tidak
mendapat penyinaran matahari.
b. Suhu (Temperatur)
Adanya perbedaan tingkat pemanasan matahari di
permukaan bumi menyebabkan suatu kawasan akan memiliki perbedaan suhu
dengan kawasan lainnya. Sebagian panas yang sampai ke permukaan bumi
diserap dan sebagian lagi dipantulkan. Pantulan sinar matahari tersebut
akan sangat memengaruhi suhu di kawasan tersebut.
Kawasan permukaan bumi yang berada pada posisi
garis lintang 0 – 23° (sekitar garis khatulistiwa) akan
mengalami pemanasan yang lebih banyak dibanding kawasan yang dekat
kutub.
Daerah atau dataran yang tinggi akan memiliki suhu
yang lebih sejuk dibanding daerah atau dataran yang rendah. Hal ini
terjadi karena pemanasan berlangsung melalui gelombang pantulan pemanasan
dari permukaan. Dataran tinggi semacam pegunungan biasanya tidak
membentang seperti dataran rendah, sehingga pemantulan pun tidak
dapat berlangsung maksimal. Selain itu, kerapatan udara di
dataran tinggi lebih renggang daripada di dataran rendah,
sehingga udara di dataran tinggi kurang mampu menyerap panas.
Pemanasan di darat akan lebih cepat dibandingkan
perairan karena keadaan daratan yang padat dan sulit ditembus
sinar matahari. Pemanasan pada kawasan perairan berlangsung lambat
karena air selalu bergerak dan dapat tertembus sinar matahari.
Dari penjelasan di atas, penerimaan panas Matahari
ke permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Sudut datang sinar matahari di posisi tegak lurus atau miring.
b. Lamanya penyinaran matahari, semakin lama siangnya semakin panas yang diterima bumi.
c. Keadaan muka bumi yang meliputi daratan yang bervegetasi, gurun pasir, dan lautan.
d. Banyak sedikitnya awan atau uap air di udara.
a. Sudut datang sinar matahari di posisi tegak lurus atau miring.
b. Lamanya penyinaran matahari, semakin lama siangnya semakin panas yang diterima bumi.
c. Keadaan muka bumi yang meliputi daratan yang bervegetasi, gurun pasir, dan lautan.
d. Banyak sedikitnya awan atau uap air di udara.
c. Kelembaban Udara
Pemanasan yang terjadi pada permukaan bumi
menyebabkan air-air yang ada pada permukaan bumi, baik di
daratan maupun lautan, menguap dan termuat dalam udara.Kandungan uap yang
ada dalam udara ini dinamakan kelembaban udara. Kelembaban udara dapat
berubahubah, tergantung pada pemanasan yang terjadi. Makin
tinggi suhu di suatu kawasan, maka makin tinggi pula
tingkat kelembaban udara di kawasan tersebut, karena udara
yang mengalami pemanasan, merenggang, dan terisi oleh uap air.
Kandungan uap air yang termuat dalam jumlah
udara tertentu pada temperatur tertentu dibandingkan dengan kandungan
uap yang dapat termuat dalam udara tersebut disebut kelembaban relatif
atau kelembaban nisbi. Besarnya kelembaban relatif dinyatakan dalam
persen. Untuk menentukan kelembaban relatif, digunakan persamaan
sebagai berikut.
Kelembaban Relatif =(e/E) x 100%
Kelembaban Relatif =(e/E) x 100%
Keterangan:
e = jumlah uap air yang dikandung udara (lembab absolut)
E = jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung dalam udara tersebut
e = jumlah uap air yang dikandung udara (lembab absolut)
E = jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung dalam udara tersebut
d. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh
adanya berat dari lapisan udara. Udara merupakan kumpulan gas yang masing-masing
memiliki massa dan menempati ruang. Karena massa yang dimilikinya, udara
pun memiliki tekanan. Suhu di suatu kawasan sangat
berpengaruh terhadap tekanan udara di kawasan tersebut. Bila suhu
makin tinggi, maka tekanan udara akan makin rendah. Ini disebabkan
udara yang hangat bersifat renggang. Sebaliknya, bila suhu makin rendah,
maka tekanan udara akan makin tinggi karena udara yang dingin lebih padat
daripada udara yang panas. Berdasarkan hal tersebut, suhu sangat menentukan
perbedaan tekanan udara di setiap kawasan di muka bumi ini.
e. Angin
Seperti telah kita ketahui, tekanan udara di setiap
kawasan di bumi ini tidak sama. Karena adanya perbedaan tekanan udara
di dua kawasan yang berbeda, maka udara yang berada di salah satu kawasan
tersebut akan bergerak di kawasan lain. Udara akan bergerak dari daerah
dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan yang
lebih rendah untuk mengisi ruang. Maka udara bergerak dari daerah
yang dingin ke daerah yang lebih panas. Udara yang bergerak ini disebut
angin.
f. Curah Hujan
f. Curah Hujan
Hujan ialah suatu proses jatuhnya air (H2O) dari udara
ke permukaan bumi. Air yang jatuh dapat berbentuk cair maupun padat
(es dan salju). Hujan terjadi karena menguapnya air sebagai akibat dari
pemanasan sinar matahari. Uap-uap air tersebut kemudian naik ke
atmosfer dan mengalami kondensasi sehingga membentuk
awan. Lama-kelamaan awan akan makin berat, karena kandungan airnya
makin banyak. Bila uap air di awan telah mencapai jumlah tertentu, maka
titik-titik air pada awan tersebut akan jatuh sebagai hujan.
g. Awan
Awan adalah kumpulan besar dari titik-titik air atau
kristalkristal es yang halus di atmosfer. Pada waktu musim kemarau
sedikit sekali kita jumpai awan di udara karena penguapan yang terjadi
sedikit, tetapi di musim hujan kita dapat menjumpai banyak sekali awan
dengan berbagai bentuk dan variasinya, hal ini karena kandungan uap air
di udara cukup banyak.
Berdasarkan bentuknya, awan dibedakan sebagai berikut.
1) Awan cumulus, yaitu awan putih yang bergerombol yang sering kita lihat di siang dan sore hari.
2) Awan stratus, yaitu awan yang berbentuk seperti selimut yang berlapis-lapis dan relatif luas.
3) Awan cirrus, yaitu awan yang letaknya tinggi sekali dan tipis seperti tabir.
4) Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk yang tidak menentu, awan ini menandakan akan terjadinya hujan.
1) Awan cumulus, yaitu awan putih yang bergerombol yang sering kita lihat di siang dan sore hari.
2) Awan stratus, yaitu awan yang berbentuk seperti selimut yang berlapis-lapis dan relatif luas.
3) Awan cirrus, yaitu awan yang letaknya tinggi sekali dan tipis seperti tabir.
4) Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk yang tidak menentu, awan ini menandakan akan terjadinya hujan.
Kadang-kadang dijumpai bentuk-bentuk awan yang
bervariasi atau gabungan. Contohnya awan cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal gelap yang biasanya disertai dengan petir dan hujan yang lebat. Jenis awan ini sangat berbahaya bagi penerbangan.
bervariasi atau gabungan. Contohnya awan cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal gelap yang biasanya disertai dengan petir dan hujan yang lebat. Jenis awan ini sangat berbahaya bagi penerbangan.
C. Gangguan Kesehatan dan Pencemaran Lingkungan
Apa yang terjadi jika litosfer dan atmosfer
mengalami gangguan atau kerusakan? Jika lingkungan mengalami gangguan
atau kerusakan, tentu akan berdampak pada makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Misalnya jika udara yang kamu hidup kotor, tentu lama-kelamaan
dapat mengakibatkan gangguan pernapasan. Jika air yang sehari-hari kamu
konsumsi telah tercemar, tentu kamu dapat mengalami iritasi kulit, gangguan
pencernaan, dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Mengapa litosfer dan atmosfer dapat mengalami gangguan
dan kerusakan? Kepadatan penduduk merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Lingkungan menerima polutan dari berbagai sumber. Misalnya, sampah rumah tangga dan sampah pada tempat pariwisata; limbah buangan beracun yang berasal dari pabrik-pabrik dan pembangkit listrik; adanya zat-zat kimia yang dipakai untuk persawahan, seperti pestisida untuk membunuh hama dan bahan penyubur yang membantu pertumbuhan tanaman.
dan kerusakan? Kepadatan penduduk merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Lingkungan menerima polutan dari berbagai sumber. Misalnya, sampah rumah tangga dan sampah pada tempat pariwisata; limbah buangan beracun yang berasal dari pabrik-pabrik dan pembangkit listrik; adanya zat-zat kimia yang dipakai untuk persawahan, seperti pestisida untuk membunuh hama dan bahan penyubur yang membantu pertumbuhan tanaman.
Salah satu akibat pencemaran udara adalah
menipisnya lapisan ozon, hujan asam, cuaca yang tidak terduga, dan
naiknya permukaan air laut karena mencairnya pulau-pulau es di
kutub. Apabila lapisan ozon makin menipis, maka sinar
ultraviolet akan menembus ke permukaan bumi dengan kuat. Radiasi
ultraviolet sangat merugikan manusia, hewan, dan tanaman.
Sinar ultraviolet dapat menimbulkan penyakit katarak pada
mata, berkembangnya penyakit kanker kulit, menurunkan kemampuan manusia
untuk melawan infeksi, mengganggu proses fotosintesis pada tanaman baru
sehingga menurunkan produksi panen berbagai tanaman pertanian dan
perkebunan.
Untuk mengurangi bahaya menipisnya lapisan ozon
dapat dilakukan dengan cara, antara lain, pembatasan jumlah kendaraan
untuk memperkecil pencemaran asap, penghapusan secara bertahap produksi
CFC dan halon serta mengembangkan CFC yang ramah lingkungan, seperti
hidrokarbon dan hidroklorofluorokarbon (HCFC).
Hujan asam pertama kali terjadi di Skandinavia pada
tahun 1960-an. Para ilmuwan memperhatikan bahwa ikan-ikan menyelam
lebih dalam di danau dan sungai-sungai dikarenakan air di permukaan
bersifat asam. Air asam ini berasal dari air hujan. Air hujan yang
bersifat asam ini disebabkan oleh adanya oksida sulfur dan oksida nitrogen
yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara atau minyak. Gas-gas ini dibawa
ke dalam atmosfer dan disebarkan pada daerah yang luas oleh angin.
Gas-gas itu akan larut di dalam air hujan dan berubah menjadi asam sulfat
dan asam nitrat. Hujan asam dapat merusak tanaman, berbagai peralatan, dan
bangunan. Jika air yang asam ini kamu gunakan untuk mandi atau mencuci,
dapat menyebabkan iritasi kulit. Dan bila diminum, dapat
menyebabkan gangguan pencernaan dan gangguan kesehatan yang lain. Oleh karena
itu, berhati-hatilah dalam mengonsumsi air.
Pencemaran di litosfer juga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan dan lingkungan. Contohnya adalah pencemaran minyak
di perairan laut. Saat ini terdapat lebih dari 3.000 tanker (kapal
pengangkut minyak) yang berada di atas lautan untuk mengangkut minyak
dengan tujuan keseluruh dunia. Pencemaran minyak dapat berasal dari
pembersihan tangki dan kecelakaan yang terjadi di lautan. Ketika minyak
tumpah, lapisan minyak akan menutupi permukaan lautan yang luas. Minyak dapat
membunuh kehidupan di laut. Jika minyak di buang ke pantai, maka akan
merusak pantai. Minyak diuraikan oleh bakteri secara alami dengan lambat.
Pencemaran minyak dapat dihilangkan lebih cepat oleh manusia, tetapi
biayanya mahal. Contoh pemecahan masalah akibat pencemaran minyak,
antara lain, dengan mendaur ulang minyak dan mengurangi kecelakaan
tanker.
Sampah juga dapat menjadi sumber gangguan litosfer
dan atmosfer. Sampah tersebar di berbagai tempat, seperti
sungai, selokan, lautan, dan daerah pariwisata. Sampah
anorganik seperti plastik, kaleng, dan botol kaca sukar diuraikan
secara alami sehingga tahan selama bertahun-tahun. Jika
sampah seperti ini dibuang di lautan dapat mengganggu kehidupan ikan,
burung laut, dan mamalia laut.
Industri juga menghasilkan limbah. Sejumlah besar
limbah pabrik dibuang melalui sungai menuju lautan. Limbah
industri ini dapat meracuni lingkungan. Limbah ini banyak
mengandung logam berat dan bahan kimia beracun lainnya. Kadar
logam berat di sungai dan lautan yang tinggi dapat
membahayakan makhluk hidup yang hidup di dalamnya dan
yang memanfaatkan air dari tempat tercemar tersebut.
Contohnya, tembaga. Pencemaran yang disebabkan tembaga dapat logam
tersebut. Logam tembaga akan tersimpan dan tertimbun hingga ke tingkat yang
membahayakan di dalam tubuh hewan lain dan manusia yang telah memakan
ikan-ikan tersebut. Selain mengandung bahan kimia berbahaya, limbah juga
sering mengandung bakteri, virus, dan telur parasit yang berbahayabagi
kesehatan manusia.
Sejumlah bahan kimia tiruan yang buatan juga
dapat menyebabkan gangguan atmosfer dan litosfer. Contohnya
adalah pestisida DDT. Residu DDT sukar terurai di
lingkungan. Insektisida DDT (dichlorodi-pheniltrichloretan) dapat
menyebabkan cangkang telur burung menjadi tipis sehingga telur mudah
pecah sebelum menetas. DDT ini juga menyebabkan kanker.
CONTOH SOAL :
- Endapan tanah yang terdapat di muara sungai. Bentuk-bentuk delta antara lain delta kipas, delta runcing, dan delta kaki burung atau lobben disebut…
a.
Delta
b.
Nehrug
c.
Tombolo
d.
Dataran
banjir
Pembahasan :
Endapan tanah yang terdapat di
muara sungai. Bentuk-bentuk delta antara lain delta kipas, delta
runcing, dan delta kaki burung atau lobben
Jawaban : A
- Endapan pasir tepi pantai yang melintang seperti lidah banyak dijumpai di sekitar teluk atau estuaria disebut…
a.
Tombolo
b.
Nehrug
c.
Dataran
banjir
d.
Delta
Pembahasan :
Nehrug adalahEndapan pasir tepi pantai
yang melintang seperti lidah banyak dijumpai di sekitar teluk atau
estuaria
Jawaban : B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar